Sunday, October 08, 2006

SECAWAN KOPI

Secawan kopi waktu pagi

Di kopitiam tepi jalan besar

Waktu keliling macet dengan motokar

Membawa asap hitam ke ruang udara lepas

Namun mana terlawan aroma kopi pagi

Yang buat setiap belulang dan sendi segera bangun

Secawan kopi panas

Hangatnya laksana suria pagi

Sambil meminjam angan-angan Mat jenin

Yang sedang meninggi memahut dahan nyiur

Sedang buahnya masih belum tercapai dek tangan

Secawan kopi pekat

Dihidang oleh dara mungil desa kepayang

Kopi yang kelatpun boleh jadi manis

Bukan saja yang belia

Yang bertongkat pun terangkat

Secawan kopi

Bukan sekadar sarapan pagi

Tapi eskapisme marhean desa kota

Sebelum Ahmad kembali ke sawah

Raju kembali ke estet

Manjit kembali ke ladang

Ah Seng kembali ke gudang

Sambil menyusung impian

Agar hari ini di murahkan rezeki anak-bini

p/s: aku tak minum kopi, aku lebih suka minum teh O. Arwah tok aku dulu cukup suka minum kopi pekat dan kelat, sambil hisap rokok daun. Aku rasa orang minum kopi sebab mahu lepaskan tekanan. Kopi boleh jadi bahan stimulen. Sebab tu orang campur tongkat ali atau kacip fatimah dalam kopi tidak dalam teh. Kalau ada tak tahu pula aku, Bahan asasnya kan kafein, yang buat orang ketagih. Tapi ketagih kopi takpala dari ketagih ganja, marijuana, pil khayal, ubat batuk ataupun daun ketum.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...