Secawan kopi waktu pagi
Di kopitiam tepi jalan besar
Waktu keliling macet dengan motokar
Membawa asap hitam ke ruang udara lepas
Namun mana terlawan aroma kopi pagi
Yang buat setiap belulang dan sendi segera bangun
Secawan kopi panas
Hangatnya laksana suria pagi
Sambil meminjam angan-angan Mat jenin
Yang sedang meninggi memahut dahan nyiur
Sedang buahnya masih belum tercapai dek tangan
Secawan kopi pekat
Dihidang oleh dara mungil desa kepayang
Kopi yang kelatpun boleh jadi manis
Bukan saja yang belia
Yang bertongkat pun terangkat
Secawan kopi
Bukan sekadar sarapan pagi
Tapi eskapisme marhean desa kota
Sebelum Ahmad kembali ke sawah
Raju kembali ke estet
Manjit kembali ke ladang
Ah Seng kembali ke gudang
Sambil menyusung impian
Agar hari ini di murahkan rezeki anak-bini
p/s: aku tak minum kopi, aku lebih suka minum teh O. Arwah tok aku dulu cukup suka minum kopi pekat dan kelat, sambil hisap rokok daun. Aku rasa orang minum kopi sebab mahu lepaskan tekanan. Kopi boleh jadi bahan stimulen. Sebab tu orang campur tongkat ali atau kacip fatimah dalam kopi tidak dalam teh. Kalau ada tak tahu pula aku, Bahan asasnya kan kafein, yang buat orang ketagih. Tapi ketagih kopi takpala dari ketagih ganja, marijuana, pil khayal, ubat batuk ataupun daun ketum.