angin menebak dari dada
dan bertanya sebuah kota
tuan dari mana
sambil bergulir mimpi dunia ketiga
minyak dan airmata
infantri dan puing keamanan
sebelum buah-buah zaitun
masak di tengah oasis
tuan dari mana
gurun ini penuh mayat dan roh jahat
bukan bayang demokrasi
tak bisa mengunyah kebebasan
rangtua dan ibu muda
masih dalam jagaan malaikat maut
muka depan berita perdana
seorang kecil bocah
berbogel keliling kota
mencari makna hari
tiba-tiba memekik nyaring
revolusi! revolusi! Celakalah kaum borjuis!
pasti dari dunia pertama
mari bersama mencicip kopi
mengunyah sarapan pagi
di warung kapitalis
bicara soal idealis
sebelum bom mulai ghairah di ranjang berahi