meski takdirku berselimut gebar silam
musim-musim rontok menjelma
dalam urat nadiku
langam bicaraku dengan jerih masa
bergulir liar meniliti gubuk kesepian
ah, sejauh mana dakapan erat itu
yang masih hangat di bawah seberkas mimpi
mimpi yang menjadi ilalang
usang
usai mengabdi diri
khali dilaut malam
itu demi kesempurnaan
penuh kepedihan
selama surut gelombang jiwa