Ramadhan dipertengahan. Rasa alhamdulillah mengukir di tubir bibir. Masih diberi peluang meneguk madu kasih ramadhan besar ini. Nikmat yang tidak terhingga. Namun dalam rasa syukur yang tidak terhempang ini, gelojak nafsu kadang juga sukar dimengerti. Bayi kecil tiada dosa dibuang bagai sampah, anak kecil dan isteri jadi sembelihan si ayah, ada yang meneguk alkohol tanpa silu, kata maki politikus tanpa hujung dan aneka gejala yang berselimutkan nafsu.
Nun jauh di asia timur, di Pakistan sana, saudara kita dalam bencana tanpa tanda duga. Kehidupan yang sudah cukup payah, ditambah dengan tragedi ini. Apa lagi yang tinggal. Kita di sini hanya berdoa, sedang di sana tidak cukup sekadar titipan doa. Tapi bantuan untuk kelangsungan kehidupan. Pun begitu di Gaza, Baitumaqdis, Lubnan, yang masih dahagakan segala macam bantuan. Harapan bantuan dari umat islam yang simpati. Biarpun sedikit yang diberi, namun besar di sisi tuhan. Usahlah mengharapkan secupak beras dan gandum dari saudagar-saudagar arab yang melimpahkan dinar dan darhamnya untuk sepasukan bolasepak yang bukan dari leluhur bangsanya atau agamanya. Biarlah mereka lena di Palm Island, dubai, atau London, atau Paris, atau zurich, atau Manhantan, atau dimana-manapun. Bawalah kemana saja kunci gudang harta karun mu.
Ramadhan dipertengahan. Rasa alhamdulillah mengukir di tubir bibir. Masih diberi peluang meneguk madu kasih ramadhan besar ini.
No comments:
Post a Comment